Rifky Aritama

Sering Ngonten Buat Bangun Kredibilitas, Tapi Malah Dibilang Sombong? Coba Cara Ini!

membangun kredibilitas

Daftar Isi

Di era digital seperti sekarang, media sosial bukan cuma tempat untuk berbagi foto liburan atau update harian. Buat banyak orang—terutama profesional, entrepreneur, dan content creator—platform seperti Instagram, LinkedIn, atau Twitter bisa jadi alat ampuh buat membangun kredibilitas.

Tapi di saat yang sama, muncul tantangan: gimana caranya menunjukkan pencapaian dan keahlian kita tanpa terlihat seperti sedang pamer? Jawabannya? Ada di cara kamu menyampaikan, bukan cuma apa yang kamu sampaikan.

1. Kredibilitas Bukan Dibangun dalam Semalam

Kredibilitas itu nggak bisa dibentuk dari satu postingan yang viral. Ini adalah soal konsistensi, kejujuran, dan value yang kamu kasih ke audiensmu. Kalau kamu konsisten berbagi konten yang bermanfaat, insight yang bernilai, dan real story dari pengalaman pribadi, orang akan mulai percaya sama kamu. Kredibilitas adalah hasil akumulasi dari banyak hal kecil yang kamu lakukan secara rutin.

Misalnya: kamu seorang freelancer desain grafis. Kamu nggak harus langsung nunjukin klien besar atau project gede. Mulailah dari proses: bagaimana kamu brainstorming ide, cara kamu menangani revisi, atau kenapa kamu memilih warna tertentu di desainmu. Dari situ orang akan lihat bahwa kamu paham bidangmu dan serius menjalaninya.

2. Share Value, Not Just Victory

Bedanya pamer dan membangun kredibilitas itu tipis. Kalau kamu cuma fokus ngomongin diri sendiri kayak, itu terdengar seperti show off. Tapi kalau kamu berbagi prosesnya, struggle-nya, bahkan kegagalannya, orang bakal lebih respect.

Contoh:

❌ “Alhamdulillah, dapet klien luar negeri lagi. Rezeki anak soleh!”

✅ “Setelah 3 bulan gagal pitching ke beberapa klien, akhirnya dapet juga klien dari luar negeri. Ternyata mereka tertarik karena aku kasih portofolio yang relevan dan respons cepat. Insight: responsif dan portfolio matter banget buat klien global.”

Versi kedua tetap menunjukkan keberhasilan, tapi disampaikan lewat cerita dan insight. Audiens dapat pelajaran, kamu tetap membangun kredibilitas.

3. Cerita Personal Bikin Kamu Relatable

Salah satu cara paling powerful buat membangun kredibilitas tanpa terlihat sombong adalah lewat storytelling. Orang lebih suka mengikuti orang, bukan brand yang kaku. Cerita personal, kalau disampaikan dengan jujur, bisa bikin kamu lebih human dan dekat dengan audiens.

Misalnya kamu cerita:

Waktu baru mulai kerja freelance, aku sempet minder karena nggak punya banyak portofolio. Tapi aku coba tawarkan jasa gratis ke beberapa UMKM. Ternyata dari sana malah dapet testimoni dan referensi ke klien lain. Dari pengalaman itu, aku belajar kalau nggak semua harus dimulai dengan uang.

Cerita seperti itu bukan hanya membangun kredibilitas, tapi juga menunjukkan growth mindset dan semangat belajar. Dan yang paling penting: nggak terlihat memaksakan pencitraan.

Baca Juga: “Personal Branding: Pengertian, Contoh, dan Keuntungannya

4. Gunakan Bahasa yang Natural dan Nggak Menggurui

Cara kamu menyampaikan sesuatu di media sosial sangat berpengaruh. Kalau kamu terdengar sok tahu atau “too much”, kemungkinan audiens malah ilfeel. Coba gunakan gaya bahasa yang bersahabat, humble, dan mengajak. Hindari kalimat yang seolah-olah cuma ingin menunjukkan kehebatan diri.

Contoh:

❌ “Kalau kamu belum bisa konsisten bikin konten, berarti kamu belum niat.

✅ “Aku juga dulu struggling banget buat konsisten bikin konten. Tapi setelah bikin jadwal dan pakai template, pelan-pelan mulai terbiasa.

Bahasa kedua jauh lebih inklusif dan bisa bikin orang merasa relate.

5. Bangun Kredibilitas Lewat Bukti Sosial

Bukti sosial alias social proof adalah salah satu cara paling powerful buat membangun kepercayaan. Kamu bisa memanfaatkan testimoni klien, kolaborasi dengan tokoh terpercaya, repost feedback dari audiens, atau bahkan jumlah interaksi di postingan.

Tapi inget, tampilin bukti sosial bukan berarti pamer. Kamu bisa menyampaikannya dengan cara yang menunjukkan apresiasi ke audiens atau klienmu.

Misalnya:

Seneng banget baca feedback dari klien ini. Thank you udah percaya sama prosesku. Semoga kontennya bisa bantu campaign Ramadan kalian makin impactful!”

Dengan begitu, kamu nggak cuma menunjukkan kredibilitas, tapi juga menampilkan sisi profesional dan rendah hati.

6. Konsisten Ngasih Manfaat = Kredibilitas Otomatis

Nggak semua konten harus tentang pencapaian. Malah, lebih banyak lagi kontenmu sebaiknya fokus pada value: tips, insight, pengalaman, rekomendasi tools, dan sebagainya. Kalau orang merasa selalu dapat sesuatu dari kamu, mereka akan percaya. Dan kepercayaan adalah pondasi utama dari kredibilitas.

Misalnya kamu sering share:

  • Tips interview kerja
  • Template CV gratis
  • Tools yang kamu pakai buat riset konten
  • Analisis campaign yang kamu pelajari

Nggak perlu bilang “gue expert di bidang ini”, orang secara otomatis akan tahu keahlian kamu.

7. Gimana Kalau Tetap Ada yang Bilang “Sombong”?

Ini paling penting, realitanya apapun yang kamu posting, selalu ada orang yang mikir kamu “pamer”. Tapi kamu nggak bisa menyenangkan semua orang. Fokuslah pada niat dan cara penyampaian. Kalau kamu berbagi untuk memberi manfaat, dengan cara yang elegan dan rendah hati, kamu nggak sedang pamer—kamu sedang berbagi value.

Yang penting, selalu evaluasi:

  • Apakah konten ini memberi manfaat?
  • Apakah gaya penyampaiannya terasa ramah dan jujur?
  • Apakah aku nyaman dengan apa yang aku share?

Kalau jawabannya iya, kamu berada di jalur yang tepat.

Kesimpulan

Membangun kredibilitas di media sosial bukan soal tampil keren. Tapi soal jadi sumber knowledge yang bisa dipercaya. Tentang gimana kamu berbagi pengalaman, insight, dan pelajaran hidup dengan cara yang jujur dan berempati. Orang nggak cuma peduli siapa kamu, tapi apa yang bisa mereka pelajari dari kamu.

Jadi, jangan takut buat tampil. Tapi pastikan kamu tampil bukan untuk pamer, tapi untuk menginspirasi dan memberi manfaat.

Baca Juga: “Cara Bangun Personal Branding Buat Pemula

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Mau Kolaborasi?
Artikel Terbaru
Categories

Subscribe My Newsletter

Dapatkan pemberitahuan dari tulisan-tulisan terbaru saya!

Tonton Juga