Hallo guys! jadi kali ini saya ingin share tentang portofolio buat kamu nih. Salah satu syarat yang biasanya diminta saat akan apply sebuah pekerjaan, khususnya start up, kamu akan diminta sebuah portofolio. Namun, sebelum membahas lebih detail, kita kupas terlebih dahulu satu persatu mengenai portofolio dari awal sampai akhir
Pengertian Portofolio
Kamu tahu nggak sih portofolio itu apa? Dikutip dari Kompas.com, portofolio adalah kumpulan hasil karya atau pencapaian yang mempresentasikan pengembangan diri. Karya atau pencapaian tersebut bisa berupa hasil dari kerja individu maupun kelompok, bahkan pencapaian perusahaan.
Misal saya adalah seorang Digital Writer, maka portofolio saya adalah kumpulan hasil karya menulis saya, baik di blog, media online, atau sosial media. Begitupun dengan profesi yang lainnya seperti Desainer, Fotographer, Videographer, dan lain sebagainya maka portofolionya menyesuaikan dengan bidangnya.
Latar belakang saya membuat tulisan ini karena portofolio yang saya buat berhasil menjangkau lebih dari 250 ribu orang dan mendapat lebih dari 4500 reaction di Linkedin.
Setelah viralnya portofolio saya, banyak dari kawan-kawan Linkedin menanyakan tips bagaimana menyusun portofolio ke saya. Nah, sekarang kamu nggak perlu capek-capek nanya cara buat portofolio ke saya by dm yang jawabannya terbatas dan singkat, jadi tinggal baca tulisan ini kalau mau nyusun portofolio.
Jadi intinya tujuan saya membuat tulisan ini yaitu ingin sharing, bagaimana cara membuat portofolio yang padat, berbobot, jelas, dan terstruktur.
Pentingnya dan manfaat portofolio
Setelah kamu tahu pengertian dan latar belakang saya menulis tulisan ini saya kasih tahu nih, kalau menyusun portofolio itu banyak banget manfaatnya! Berikut manfaat yang akan kamu dapatkan setelah menyusun portofolio.
1. Membangun Personal Branding
Secara tidak langsung, portofolio yang telah kamu buat akan membantu kamu membangun personal branding. Portofolio kan hasil karya kamu selama ini, maka orang-orang akan mengenalmu dengan karya yang kamu buat. Contoh saya adalah seorang Digital Writer, portofolio saya adalah hasil karya tulisan-tulisan saya, maka orang-orang mengenal saya sebagai Digital Writer.
Baca Juga: Cara Bangun Personal Branding Buat Pemula
2. Sarana Refleksi Diri
Adanya portofolio ini adalah sebagai refleksi diri. Karena kamu akan menyelam seluruh hasil karya dan kerja keras kamu selama ini. Kamu juga bisa mengevaluasi perkembangan dan bisa mengingat kembali proses perjuangan kamu hingga sampe di titik sekarang.
3. Mempertajam Skill
Nah, ini merupakan PR bagi yang telah punya portofolio. Portofolio yang telah dibuat nggak mungkin hanya itu saja buat selamanya, jadi mesti di-update tiap waktunya, ya mirip-mirip CV yang perlu di-update.
Dan juga kita nggak mungkin menyuguhkan tema atau nuansa yang sama terus di portofolio kita, karena bakalan terlihat monoton. Jadi saat kamu memperbarui portofolio kamu, secara nggak langsung kamu akan dilatih untuk meningkatkan skill kamu.
4. Bukti Profesionalitas
Portofolio itu ibarat pembuktian dari apa yang telah kamu tulis di CV. Kalau diibaratkan, CV itu adalah kunci untuk membuka pintu pekerjaan, maka portofolio adalah jalan untuk meraih pekerjaan yang diimpikan. Intinya, portofolio adalah bukti pekerjaan kamu selama ini.
5. Membuka Kesempatan Kerja
Ini based on my experience, sebelum saya menyusun portofolio, saya susah banget buat dapetin pengalaman, baik itu pengalaman internship atau organisasi.
Sebenernya saya juga sudah memiliki portofolio tersendiri sejak, tapi hanya berbentuk linktree. Namun, karena saya menganggap itu kurang maksimal, maka saya menyusun ulang portofolio saya seperti yang sekarang ini.
Setelah portofolio ini jadi, hampir setiap saya apply ke pekerjaan yang sesuai role saya, sebagian besarnya lolos hingga ke tahap interview. Serius. Bukan hanya itu, bahkan tanpa saya apply pun terkadang ada offering yang datang dengan sendirinya ke saya, baik lewat email/dm Linkedin.
6. Melatih berpikir secara sistematis dan terstruktur
Saat menyusun portofolio, kamu juga akan dilatih berpikir secara sistematis dan terstruktur. Ya mirip-mirip seperti membuat makalah, harus terstruktur mulai dari pembukaan sampai penutup.
7. Sarana eksplorasi kreativitas
Nah saat bikin portofolio, kamu akan bereksplorasi bentuk portofolio kamu akan seperti apa dan dalam format apa nantinya. Misalnya formatnya dalam bentuk video, web, Psd, PNG, dan sebagainya. Namun, untuk format ini tergantung role model apa yang kamu jalani.
8. Menjadi Inspirasi Banyak Orang
Salah satu hal yang saya syukuri saat saya menyusun portofolio ini, saya bisa menginsprasi banyak orang, terutama writer, dalam menyusun portofolionya.
Ada yang mengatakannya langsung lewat komen dan dm bahwa mereka terinspirasi dari portofolio saya yang saya buat, sehingga mereka bisa menyelesaikan portofolionya yang sempat terhenti.
Bukan cuma itu, beberapa di antaranya juga jadi tertarik ingin menjadi seorang Writer dan nanya-nanya ke saya bagaimana memulai jadi Penulis.
Baca Juga: Profesi Digital Marketing yang Bisa Kamu Geluti di Masa Depan
Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Menyusun Portofolio
Setelah membahas mengenai pengertian dan manfaat menyusun portofolio, sekarang kita mulai masuk ke hal-hal teknis dalam menyusun portofolio.
1. Kenali bidang dan skill yang kamu kuasai
Nggak mungkin kan kamu bikin portofolio di bidang yang nggak kamu kuasai? Makanya ini penting nih, kalau misal kamu multitalenta dan punya segudang pengalaman dan prestasi, pisahkan portofolio sesuai bidangnya, intinya jangan pernah mencampuradukkan semuanya dalam satu portofolio.
Saya beri contoh berdasarkan pengalaman pribadi saya. Di dalam portofolio saya, saya mencamtumkan hasil pekerjaan saya sebagai Writer di dalamnya, atau hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan saya.
Namun, di satu sisi, saya juga punya pengalaman mengajar beberapa bulan di lembaga pendidikan. Lantas apakah saya masukkan kegiatan mengajar saya ke portofolio itu? Tentu tidak dong, karena itu sudah nggak berkaitan.
Saya pisahkan tersendiri portofolio mengajar saya, tidak mencampurkannya dengan portofolio menulis saya.
2. Tentukan Medianya
Nah kamu sedang berkarier di bidang apa nih? Misal kamu adalah seorang Graphic Desainer. Kemudian kamu ingin menunjukkan hasil pekerjaan kamu selama ini nih sebagai seorang Desainer.
Tentunya Desainer ini media untuk menunjukan hasil karyanya banyak banget! Bisa di Instagram, Behance, Dribble, Pentagram, dan masih banyak lagi.
Intinya, ini adalah sarana kamu untuk bisa bereksplorasi dengan hasil karya kamu. Saya pribadi memiliki format portofolio berbeda-beda, pertama di Linktree, kemudian dalam bentuk Pdf, baru-baru ini dalam bentuk website pribadi, dan terakhir saya membuat portofolio saya di Canva.
3. Pilih yang Terbaik
Semua hasil karya dan kerja keras yang kita buat merupakan yang terbaik, rasa-rasanya tidak ada yang jelek. Namun, dalam menyusun portofolio kamu harus objektif dan selektif memilih hasil karya terbaik kamu untuk dimasukkan.
Saya pun demikian saat awal-awal menyusun portofolio. Rasanya ingin memasukkan semua hasil karya saya, tapi itu tidak mungkin, karena jika masukkan semuanya ke desain saya pasti bakal banyak banget! Maka mau tak mau saya harus selektif dalam memilah hasil karya yang ingin dimasukkan ke Canva.
Nah, kamu bisa memilih hasil karya yang ber-impact atau yang insightnya besar ke portofolio kamu. Atau kamu punya penilaian ‘bagus’ tersendiri selain dua point di atas. Misal kamu sekadar suka aja nih, yaudah masukkin aja.
Intinya yang menurut kamu terbaik di antara yang terbaik saja. Soalnya kalau terlalu banyak memasukkan hasil karyanya ke dalam satu file, ini akan berimbas file kamu nantinya akan semakin besar, dan bisa-bisa menyulitkan HRD saat membukanya nantinya.
Namun, jika media portofolio yang kamu gunakan adalah Instagram, Behance, Pentagram, dan sebagainya, kamu tidak perlu khawatir jika kapasitasnya kebesaran nantinya, karena untuk mengakses media tersebut hanya memerlukan internet.
Baca Juga: Strategi Digital Marketing yang Bisa Digunakan Untuk Bisnis Kamu
Kunci Penting Sebuah Portofolio
Dalam menyusun portofolio ada beberapa kunci penting yang perlu diperhatikan agar portofolionya semakin powerfull.
1. Menarik
Buat portofolio kamu unik dan menarik, sehingga akan memancing orang-orang tertarik untuk melihat portofolio kamu hingga selesai.
2. Relevan
Seperti yang disinggung di atas, bahwa portofolio itu harus relevan dengan role model yang sedang kamu tekuni saat ini. Jadi jangan sampai tidak relevan dan berantakan, ya!
3. Mudah Dibaca
Jangan sampai setelah kamu buat portofolio malah membuat orang yang membacanya semakin bingung. Maka dari itu, susun dan jelaskanlah setiap projek yang pernah kamu kerjakan. Dan buatlah secara runtut agar lebih mudah lagi dibaca. Kamu bisa menyusun portofolio secara deduktif (dari umum ke khusus) atau secara induktif (khusus ke umum).
Isi Portofolio dan Bagaimana Cara Menyusunnya
Oke sekarang kita masuk ke hal inti dari tulisan ini yaitu bagaimana cara menyusun portofolio. Karena ini medianya Linkedin, maka kita harus menyusunnya secara sistematis dan terstruktur agar orang-orang yang liat nggak bingung.
Seperti yang saya singgung dari awal bahwa bikin portofolio mengajarkan kita untuk berfikir secara sistematis dan terstruktur, karena ya kalau mau nyusunnya agar terlihat rapih, enak dilihat, dan mudah dibaca harus terstruktur, mulai dari cover, table of content, dan lain-lain. Oke kita bahas satu per satu.
1. Cover
Saya tekankan lagi bahwa ini medianya Linkedin dan dalam format pdf nantinya, maka portofolionya harus tersturktur dan dimulai dari cover. Buat cover yang simple aja dan eye cathing. Judulnya cukup tulis portofolio dan nama. Contohnya saya menamakan portofolio saya di covernya dengan, “Portofolio Rifky Aritama.” Cukup. Tapi saya buat yang menarik sehingga orang-orang tertarik membacanya.
2. Table of Content
Sama kayak bikin makalah, di portofolio juga butuh daftar isi. Namun, maksud daftar isi di sini lebih ke outline hasil karya kamu, sehingga memudahkan orang-orang tahu isi dari portofolio kamu.
3. Data diri
Sama kayak bikin CV, dalam portofolio juga perlu juga dicantumin data diri singkat.
4. Skill dan Pengalaman
Kemudian, kasih tahu keahlian kamu disertai pembuktiannya dengan mencamtukan projek atau pengalaman kamu intern/kerja di tempat X. Jelaskan juga role dan tanggung jawab kamu sebagai apa.
Oh, iya, kalau bisa hasil pekerjaan ini jangan hanya kumpulan screenshot saja, ada baiknya sertakan juga behind the procces beserta insight yang berupa angka yang terukur (misal; likes, komen, share, dsb).
5. Kontak
Di akhir slide, lampirkan kontak yang dapat dihubungi untuk memudahkan HR atau klien yang ingin berkolaborasi denganmu.
Waktu yang Tepat Untuk Membagikan Portofolio
Portofolio yang telah kamu buat, jangan hanya mengendap kamu simpan sebagai arsip pribadi, sebarkanlah agar semakin banyak yang lihat dan tentunya akan membuka peluang mencapai karier impian kamu semakin besar.
1. Kapan Saja di Linkedin
Saya sendiri membagikan portofolio saya di Linkedin, dan alhamdulillah menjangkau orang banyak sekali. Jadi kamu bebas mau kapan saja membagikan portofolio kamu di Linkedin. Ini juga akan membuka peluang portofolio kamu dilihat oleh orang-orang profesional di Linkedin.
2. Unggah ke Google Drive dan Cantumkan Linknya di Bio Sosial Media
Unggah portofolio kamu yang telah jadi ke Google Drive, lalu linknya simpan di bio profil sosial media kamu. Kalau mengunggahnya di drive, open for publict jangan lupa! Tujuannya agar mempermudah siapa saja bisa mengaksesnya di mana saja dan kapan saja.
Atau bisa juga dengan mencamtumkan link portofolio yang telah kamu share di Linkedin di bio sosial media kamu, jika kamu tak inging mengunggahnya di Google Drive.
3. Bersamaan dengan CV Saat Apply Pekerjaan
Saat apply pekerjaan, sekalian juga lampirkan portofolio agar peluang untuk lolos ke tahap selanjutnya semakin besar! Portofolio yang dicantumkan berbarengan dengan CV saat apply pekerjaan akan menjadi sebuah bukti profesionalitas kamu.
Baca Juga: Jenis-Jenis Digital Marketing yang Perlu Kamu Tahu
Cara Membuat VIRAL di Linkedin
Nah caranya cuma dua, Interaksi dan Engagement. Linkedin itu mirip Twitter, jika kita berinteraksi dengan orang lain, koneksi kita juga akan tahu.
Maka perbanyaklah berinteraksi dengan koneksi kamu atau dengan orang profesional lainnya di Linkedin. Hal ini nantinya akan membantu meningkatkan engangement Linkedin kamu.
Cara agar orang-orang mau berinteraksi di postingan portofolio yang telah kamu bagikan di Linkedin adalah dengan cara mengikuti pola di atas, alias buatlah portofolio sebagus dan selengkap mungkin! Sehingga orang-orang akan tertarik memberi komentar, react, dan membagikan ulang portofolio kamu di Linkedin.
Itulah beberapa tips dari saya mengenai bagaimana cara membuat portofolio yang powerfull dan viral based on my experience. Harapan saya semoga setelah kamu membaca tulisan ini, kamu bisa mulai menyusun portofolio kamu sedari sekarang.
Oh, iya, jika kamu masih ingin bertanya terkait portofolio, kamu bisa menghubungi saya melalui DM Linkedin saya yaitu Rifky Aritama. Insya Allah saya akan balesin DM kamu satu per satu di Linkedin.
Saya sangat senang apabila kamu membagikan tulisan ini di sosial media kamu agar semakin banyak orang terbantu meraih kariernya setelah menyusun portofolio. Terima kasih!