Belakangan ini, terutama selama 4 tahun terakhir ini, bener-bener banyak banget yang gue pelajari, terutama belajar soal hidup. Gue belajar kalau sebaik-baiknya guru kehidupan ya pengalaman, baik itu pengalaman diri sendiri atau pengalaman orang lain.
Selama empat tahun belakangan ini gue bener-bener ngerasa gue growth banget, meski belum sampai di titik ‘terbaik,’ but setidaknya gue ngerasa berbeda dan lebih berkembang aja dari gue empat tahun lalu.
Ya seperti yang gue bilang tadi, gue ngerasa berkembang soal kehidupan, baik itu karier, belajar, maupun percintaan. Dalam hal karier gue belajar kalau ternyata gue yang jurusan agama ini bisa loh berkarier di bidang lain yang nggak se-linier sama jurusan gue.
Terus gue juga menyadari kalau belajar sesuatu yang baru itu seseru itu! Meski itu belajar hal yang di luar bidang atau latar belakang gue.
Demikian dengan percintaan pun sama, gue belajar kalau di setiap perpisahan ada pertemuan. Dalam hal ini bukan melulu mengenai pertemuan dengan orang baru. Tetapi pertemuan dengan diri sendiri but dengan versi yang lebih baru, percaya bahwa mungkin Tuhan menyiapkan orang yang terbaik buat gue.
Gue juga belajar kalau jadi ‘biasa-biasa aja’ itu boleh-boleh aja dan nggak ada salahnya juga.
Intinya hal paling berharga selama empat tahun ini yang gue pelajarin adalah belajar menerima. Asli keliatannya sederhana tapi realitanya susah dijalanin. Belajar menerima kalau banyak hal yang sudah di-planning nggak semuanya dapat terwujud. Belajar menerima kalau ada hal yang nggak berjalan lancar its okey, tinggal cari plan B.
Selain itu, gue barusan dapet hal yang insightfull juga dari seseorang bahwa jangan nge-compare diri sendiri sama orang lain, karena hal itu cuma bikin insecure, dengki, atau sombong. Insecure kalau ternyata pencapaian kita di bawah orang lain. Dengki karena orang lain lebih sukses dari kita. Dan bisa jadi sombong kalau kita ada di atas orang lain.
Kalau kata seseorang yang barusan gue temuin, daripada ngebandingin diri sendiri sama orang lain, better ngebandingin sama diri sendiri di masa lalu. Apakah diri ini udah lebih baik dari diri gue sebelumnya?
Tulisan ini sebenarnya buat refleksi diri sendiri dan apresiasi diri bahwa semuanya akan baik-baik aja, sebagai pengingat dan penguat bahwa Tuhan itu punya rencana yang terbaik buat gue.
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah yang mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Qs. Al-Baqarah 216)
Oh iya, tulisan gue tulis bertepatan sama uang ulang tahun gue yang ke-24. (Nggak minta diucapin HBD kok :))