Di era digital kayak sekarang, salah satu strategi pemasaran paling powerful justru datang bukan dari brand itu sendiri, tapi dari netizen alias konsumen mereka. Yup, ini yang disebut User-Generated Content atau biasa disingkat UGC.
UGC bukan cuma sekadar tren, tapi udah jadi salah satu cara ampuh buat membangun kepercayaan, meningkatkan brand awareness, bahkan mendongkrak penjualan. Tapi, sebenarnya apa sih UGC itu? Gimana cara kerjanya? Dan di tulisan ini kita bakal bahas studi kasus UGC dari film Jumbo yang lagi rame? Yuk, kita bahas!
Apa Itu User-Generated Content (UGC)?
UGC adalah konten apa pun yang dibuat dan dibagikan oleh pengguna, bukan oleh brand atau agensi. Bisa berupa review, testimoni, unboxing video, foto produk, tweet, bahkan meme—selama dibuat oleh user, itu termasuk UGC.
Contohnya:
-
Orang yang bikin video TikTok atau reels review skincare yang dia beli dari brand lokal.
-
Konsumen yang upload foto kopi dari kafe langganannya dan tag akun kafe itu di Instagram.
-
Seorang penonton nulis thread panjang di Twitter tentang film yang barusan dia tonton di bioskop.
Nah, konten-konten ini seringkali lebih dipercaya orang dibanding iklan yang dibikin brand sendiri. Karena terasa lebih jujur, personal, dan natural.
Baca Juga: “Panduan Content Marketing buat yang Baru Belajar“
Kenapa UGC Penting Banget?
Berikut alasan kenapa kamu perlu mulai mempertimbangkan strategi UGC buat bisnismu:
1. Membangun Kepercayaan Otentik
Orang lebih percaya review dari sesama konsumen dibanding promosi dari brand. Konten dari pelanggan terasa lebih real, nggak dibuat-buat. Studi dari Nielsen menyebutkan bahwa 92% konsumen lebih percaya rekomendasi dari orang lain (meskipun nggak kenal) dibanding iklan dari brand. UGC yang otentik dan jujur bisa jadi bukti sosial (social proof) yang kuat.
2. Meningkatkan Engagement dan Jangkauan
UGC biasanya lebih gampang viral. Apalagi kalau kontennya relatable atau lucu. Dan kalau user mention atau tag akun brand, secara nggak langsung kamu dapat exposure gratis.
3. Efisien Secara Biaya
Kamu nggak harus keluar biaya besar buat produksi konten. Bahkan, kadang cukup repost dari konten yang udah dibuat pelanggan atau audience kamu.
4. Mendorong Komunitas yang Loyal
Dengan melibatkan pelanggan dalam konten, mereka merasa jadi bagian dari brand. Ini bisa meningkatkan loyalitas dan interaksi jangka panjang.
5. Menambah Konten untuk Channel Digital
UGC bisa dimanfaatkan ulang (repurpose) buat media sosial, website, bahkan materi kampanye digital. Kamu bisa gunakan sebagai testimoni di landing page atau repost di akun Instagram bisnismu.
Bentuk-Bentuk UGC yang Populer
Ada banyak jenis UGC, dan kamu bisa pilih mana yang paling cocok buat produk atau jasa kamu:
-
Review dan testimoni (di Google, Shopee, Tokopedia, dsb.)
-
Foto/video dari pelanggan yang pakai produk kamu
-
Thread atau ulasan di media sosial
-
Konten challenge atau campaign hashtag
-
Tulisan di Blog
Baca Juga: “Content Timeless vs Content Trending: Mana Lebih Efektif?“
Cara Mengelola dan Mendorong UGC untuk Bisnis
Biar UGC bisa benar-benar efektif, kamu perlu strategi yang tepat. Nggak cukup cuma menunggu orang lain ngomongin brand kamu. Berikut langkah-langkah yang bisa kamu ambil:
1. Buat Pelanggan Merasa Terlibat
Minta pelanggan share pengalaman mereka menggunakan produkmu. Misalnya, kamu bisa bikin kampanye hashtag seperti #PakeBrandXYZ dan beri insentif berupa repost atau hadiah.
2. Repost dan Hargai Kontributor
Saat ada pelanggan yang buat konten tentang brand kamu, repost (dengan izin), beri kredit, dan apresiasi. Ini bisa memotivasi orang lain buat ikut-ikutan bikin konten juga.
3. Integrasikan ke dalam Strategi Konten
Jadikan UGC bagian dari strategi konten kamu. Misalnya, kamu bisa sediakan satu slot konten mingguan untuk UGC terbaik di Instagram.
4. Gunakan Tools untuk Kurasi
Gunakan tools seperti Later, Taggbox, atau Curator.io buat bantu kamu mengkurasi dan menampilkan UGC dari berbagai platform.
Studi Kasus: Film Jumbo dan Ledakan UGC yang Organik
Salah satu contoh UGC paling menarik dan terbaru datang dari film animasi Indonesia Jumbo. Dirilis pada Lebaran 2025, Jumbo menjadi satu-satunya film animasi lokal yang tayang di periode tersebut. Film ini adalah debut penyutradaraan dari Ryan Adriandhy, komedian yang dikenal dari YouTube dan media sosial.
Yang bikin menarik bukan cuma kontennya yang fresh dan lucu, tapi juga respon dari penontonnya. Dalam waktu enam hari, Jumbo sukses menembus lebih dari 700 ribu penonton (dan bakal terus meningkat selagi tayang), menjadikannya film animasi Indonesia terlaris sepanjang masa.
Tapi, apa yang membuat pencapaian ini begitu cepat dan masif?
Jawabannya: UGC.
Bagaimana UGC Berperan di Film Jumbo?
1. Review film Jumbo
Setelah hari pertama penayangan, mulai bermunculan review jujur dari penonton di TikTok. Banyak dari mereka memuji kualitas animasi, cerita yang lucu tapi menyentuh, dan menyebut film ini “beda dari animasi Indonesia yang lain.
2. Konten Reaction
Nggak sedikit orangtua yang memvideokan momen anak-anak mereka tertawa atau terharu saat nonton Jumbo, anak-anak mereka terhanyut waktu nonton Jumbo. Tapi bukan cuma anak-anaknya, bahkan orang dewasa pun terhanyut ke dalam lautan emosi pas nonton Jumbo. Video semacam ini punya efek emosional tinggi dan viral secara natural.

3. Meme “Buzzer Jumbo”
Beberapa karakter dari film ini akhirnya jadi meme ayang dibagikan di Twitter dan Instagram. Tanpa disadari, audiens memperpanjang napas pemasaran film secara organik.
Apa yang Bisa Dipelajari UMKM dari Jumbo?
Walaupun kamu bukan rumah produksi film, prinsip yang digunakan di kasus Jumbo bisa banget diterapkan untuk UMKM:
-
Fokus ke pengalaman pengguna yang menyenangkan. Kalau produk atau layanan kamu memberikan pengalaman positif, pelanggan bakal dengan senang hati merekomendasikannya.
-
Buka ruang interaksi. Sediakan tempat buat audiens untuk mengekspresikan pendapat mereka. Baik itu lewat komentar, story mention, atau kompetisi kecil.
-
Gunakan momentum dan platform yang relevan. X dan Instagram jadi media utama Jumbo karena sesuai dengan demografi audiens utamanya. UMKM juga bisa memanfaatkan platform yang sesuai dengan target pasarnya.
-
Berani repost dan tampilkan konsumenmu. Pelanggan suka ketika pendapat mereka dianggap penting.
Cara Menerapkan Strategi UGC buat Bisnismu
Nah, sekarang kita masuk ke bagian paling penting: gimana caranya kamu sebagai UMKM atau brand bisa pakai UGC buat mendongkrak bisnismu?
1. Ajak Pelanggan Buat Berkontribusi
Misalnya, setelah pelanggan beli produkmu dan tag kamu di media sosialnya, kirim pesan ucapan terima kasih beserta follow-up, misalnya:
“Makasih udah order, kak! Jangan lupa reviewnya, ya, kak, untuk dapatkan voucher spesial!😊”
2. Bikin Challenge atau Hashtag Campaign
Contoh:
“Upload foto kamu pakai [Nama Produk] dan tag kami, 3 orang beruntung akan dapet voucher belanja!”
3. Repost dan Apresiasi UGC
Kalau ada pelanggan yang upload konten, repost ke Instagram Story atau feed kamu. Mention mereka, kasih pujian, bahkan kasih bonus kecil sebagai ucapan terima kasih.
4. Bangun Komunitas
Ciptakan wadah (grup WA, komunitas di Discord, atau forum) untuk para pelanggan aktifmu. Dorong mereka saling berbagi pengalaman pakai produk/jasa kamu.
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam UGC
Meski UGC powerful, ada beberapa hal yang wajib kamu pastikan:
-
Minta izin sebelum repost konten dari konsumen. Sebab kadang ada beberapa konsumen yang enggan kontennya di-repost.
-
Kurasi kontennya, pastikan isi daripada konten yang dibuat oleh konsumen sesuai dengan nilai brand kamu.
-
Hindari memanipulasi konten supaya konten yang dibuat tetep original dan jujur dari konsumen.
Kesimpulan
UGC membuktikan bahwa pelanggan bisa jadi bagian dari tim pemasaran kamu, bahkan kadang lebih efektif dari iklan. Mereka bisa menyuarakan brand kamu dengan cara yang jujur, relatable, dan dipercaya audiens lainnya.
Dan seperti yang terjadi di film Jumbo, ketika kamu memberikan pengalaman yang berkesan, konten akan menyebar dengan sendirinya. Maka dari itu, tugas kita sebagai pemilik brand atau pelaku bisnis bukan hanya mempromosikan produk, tapi menciptakan pengalaman dan cerita yang pantas untuk dibagikan.
Baca Juga: “Strategi Content Marketing Buat UMKM yang Budgetnya Terbatas“