Kalau kamu ingin personal brand kamu benar-benar menancap di ingatan audiens, kamu nggak cukup cuma punya logo keren atau foto profil yang estetik. Yang jauh lebih penting adalah brand voice—gaya bicara dan nada komunikasi kamu kepada audience.
Di artikel ini, kita bakal bahas tuntas cara membuat brand voice yang khas dan otentik. Pada artikel ini juga bakal kasih contoh nyata biar kamu bisa langsung praktik.
Apa Itu Brand Voice?
Secara simpel, brand voice adalah kepribadian yang muncul dari cara kamu berkomunikasi.
Bayangin kamu ketemu dua orang:
- Yang satu selalu serius, rapi, banyak istilah teknis kalau ngobrol.
- Yang satu lagi santai, humoris, suka bercerita kalau ngobrol.
Keduanya mungkin ngomong soal topik yang sama, tapi “suasana” yang kamu rasain beda, kan? Nah, itulah brand voice.
Brand voice mencakup:
- Pilihan kata (formal vs casual)
- Gaya kalimat (panjang-panjang vs to the point)
- Emosi yang ditonjolkan (optimis, serius, playful)
Baca Juga: “Strategi Membuat Konten yang Mencerminkan Personal Brand Kamu“
Kenapa Brand Voice Penting?
- Membedakan Kamu dari Kompetitor
Ada banyak orang bahas personal branding. Tapi gaya kamu bisa bikin kamu beda.
- Membangun Hubungan Emosional
Orang lebih gampang connect sama “kepribadian” daripada sekadar informasi.
- Meningkatkan Konsistensi
Mau posting di IG, blog, atau podcast, semua terasa satu napas.
Langkah-langkah Membuat Brand Voice yang Khas dan Otentik
1. Pahami Diri Kamu Sendiri (atau Brand Kamu)
Tanya diri kamu:
- Ingin dikenal sebagai orang seperti apa?
- Value apa yang paling penting buat dirimu?
- Topik apa yang paling sering dibahas & kuasain?
Contoh: Kalau kamu seorang career coach yang suka mendukung Gen Z, mungkin kamu ingin brand voice kamu terdengar suportif, optimistis, tapi tetap santai.
2. Tentukan Tiga Kata Kunci untuk Brand Voice Kamu
Pilih tiga kata yang paling menggambarkan gaya komunikasi yang ingin kamu tampilkan.
Contoh:
- Friendly
- Insightful
- Playful
Ini akan jadi kompas kamu saat menulis caption, artikel, atau bikin video.
3. Pilih Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah “how” kamu menyampaikan pesan kepada audience kamu. Pastikan kamu menentukan bahasa yang akan kamu deliver dalam konten kamu. Misalnya dari segi bahasa:
- Formal vs Casual
- Serius vs Humoristis
- Emosional vs Informatif
- Panjang lebar vs Singkat padat
Contoh: Kalau mau casual dan friendly:
“Yuk, bangun personal branding mulai dari sekarang. Nggak ribet kok, serius deh!”
Kalau mau formal dan informatif:
“Personal branding merupakan investasi jangka panjang yang perlu direncanakan secara sistematis.”
Pilih gaya yang kamu nyaman dan bisa kamu konsistenkan.
4. Buat Template/Guideline Sederhana
Biar konsisten secara bahasa atau tonenya, kamu bisa buat “mini rulebook” untuk gaya komunikasi kamu. Misalnya:
- Kata apa yang sering dipakai? (contoh: kamu/gue/anda)
- Sapaan seperti apa? (Hi! Halo! Salam sukses!)
- Emoji dipakai atau tidak?
- Call to action seperti apa? (Ayo coba! Klik link di bio!)
Contoh simple guideline:
- Sapaan: “Hai, guys!”
- Emoji: Boleh, tapi nggak too much di subtittlenya
- CTA: Aktif dan ajak audiens bertindak abis nonton atau baca konten kamu
5. Konsisten, Tapi Jangan Kaku
Ingat, brand voice harus fleksibel, alias nggak kaku.
Contoh: Kalau biasanya kamu pakai gaya santai, saat ada announcement penting (seperti peluncuran produk), kamu bisa sedikit lebih formal tapi tetap “berasa kamu”.
Tone bisa berubah sedikit tergantung konteks, tapi “suara” utamanya tetap sama.
Contoh Brand Voice Personal Branding
Case 1: Personal Trainer
- Kata Kunci: Energik, Motivatif, Fun
- Contoh voice:
“Ingin bangun lebih pagi & mindful? Bisa! dengan cara push-up 10x setelah bangun tidur!”
Case 2: Freelance Copywriter
- Kata Kunci: Smart, Humble, Friendly
- Contoh voice:
“Nulis itu kayak ngobrol. Kalau kamu ngerti audiensmu, mereka bakal mau denger lebih banyak.”
Case 3: Career Coach
- Kata Kunci: Supportive, Professional, Empowering
- Contoh voice:
“Setiap langkah kecilmu hari ini, adalah pondasi besar buat masa depanmu.”
Tips Tambahan Biar Brand Voice Makin Kuat
- Latih lewat caption harian. Tiap kali posting di Instagram atau LinkedIn, anggap itu latihan memperkuat voice kamu.
- Gunakan “suara kamu” bahkan saat bales komentar atau DM. Ini kecil tapi impact-nya besar.
- Evaluasi tiap 6 bulan. Cek apakah voice kamu masih relevan sama growth kamu dan audiens baru.
Kesimpulan
Membuat brand voice yang khas dan otentik itu bukan soal “pura-pura” jadi karakter lain. Justru sebaliknya, ini tentang menguatkan versi terbaik dari dirimu sendiri dalam bentuk komunikasi.
Dengan brand voice yang kuat, audiens bakal lebih cepat mengenali, merasa terhubung, dan lebih loyal ke kamu.
Ingat prinsip utamanya, Autentik, Konsisten, & Relevan. Jadi, yuk mulai tentukan tiga kata kunci brand voice kamu, susun guideline sederhana, dan latih terus lewat setiap konten yang kamu buat. Karena suara kamu unik, dan dunia butuh mendengarnya!
Baca Juga: “Kesalahan Umum Personal Branding & Cara Menghindarinya“