Rifky Aritama

Bagaimana Memetakan Customer Journey dalam Funnel Marketing

customer journey

Daftar Isi

Dalam dunia digital marketing, memahami bagaimana calon pelanggan berinteraksi dengan brand kamu adalah kunci untuk menciptakan strategi pemasaran yang efektif. Salah satu konsep penting yang harus kamu kuasai adalah customer journey, yang bisa kamu petakan melalui funnel marketing. Artikel ini akan membahas secara komprehensif bagaimana cara memetakan customer journey, tahap demi tahap dalam funnel marketing, serta memberikan contoh konkret agar kamu lebih mudah memahami dan mengaplikasikannya.

Apa Itu Customer Journey?

Customer journey adalah perjalanan yang dilalui seseorang mulai dari saat mereka pertama kali menyadari keberadaan brand kamu hingga akhirnya menjadi pelanggan setia. Dalam proses ini, seseorang akan melalui berbagai tahap emosional dan logis yang memengaruhi keputusan mereka.

Setiap interaksi atau touchpoint (seperti iklan, postingan media sosial, email, landing page, hingga after-sales) memiliki peran penting dalam menentukan apakah mereka akan melanjutkan ke tahap berikutnya dalam funnel atau berhenti.

Apa Itu Funnel Marketing?

Funnel marketing adalah visualisasi perjalanan customer dalam bentuk corong (funnel) yang menggambarkan bagaimana jumlah calon pelanggan semakin mengerucut seiring dengan naiknya intensitas interaksi dan niat membeli. Funnel ini umumnya dibagi menjadi tiga bagian utama:

  1. Top of Funnel (TOFU): Tahap awareness atau pengenalan.
  2. Middle of Funnel (MOFU): Tahap consideration atau pertimbangan.
  3. Bottom of Funnel (BOFU): Tahap conversion atau pembelian.

Setiap bagian dari funnel harus memiliki pendekatan yang berbeda karena kebutuhan dan perilaku audiens di tiap tahap juga berbeda.

Baca Juga: “Pembahasan Detail TOFU, MOFU, & BOFU dalam Funnel Marketing

Cara Memetakan Customer Journey dalam Funnel Marketing

Berikut bagaimana cara memetakan customer journey dalam funnel marketing:

1. Identifikasi Persona dan Masalah Mereka

Sebelum kamu mulai memetakan funnel, pahami dulu siapa target audiens kamu. Buat customer persona: siapa mereka, apa masalah mereka, apa yang mereka cari, dan bagaimana mereka biasanya mencari solusi.

Contoh: Kamu menjual layanan desain grafis untuk UMKM. Salah satu personamu adalah:

  • Nama: Rina
  • Umur: 28 tahun
  • Pekerjaan: Pemilik online shop
  • Masalah: Ingin membuat feed Instagram yang profesional tapi tidak bisa desain

2. Tentukan Touchpoints di Setiap Tahap Funnel

TOFU – Awareness

  • Tujuan: Menarik perhatian Rina.
  • Touchpoints: Artikel blog tentang tips desain, konten edukatif di Instagram, video YouTube tentang tren visual branding.
  • Tools: SEO, ads, social media content.

MOFU – Consideration

  • Tujuan: Membuat Rina mempertimbangkan jasa kamu sebagai solusi.
  • Touchpoints: Freebie (ebook atau template), newsletter, testimonial klien, studi kasus.
  • Tools: Landing page, email marketing, webinar.

BOFU – Conversion

  • Tujuan: Meyakinkan Rina untuk membeli.
  • Touchpoints: Penawaran khusus, sesi konsultasi gratis, garansi, CTA jelas.
  • Tools: WhatsApp Business, sales page, payment gateway.

3. Analisis Emosi dan Pertanyaan di Tiap Tahap

Kamu juga harus memahami apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh audiensmu di tiap tahapan.

Tahap Emosi Dominan Pertanyaan yang Muncul
TOFU Penasaran, bingung “Apa solusi untuk masalahku?”
MOFU Tertarik, hati-hati “Apakah solusi ini cocok buat aku?”
BOFU Siap beli, ragu “Apa bedanya layanan ini dengan yang lain? Apakah worth it?”

Dengan memahami ini, kamu bisa menyusun konten yang tepat sasaran.

4. Sesuaikan Konten dengan Tahap Funnel

Konten adalah alat utama untuk memindahkan audiens dari satu tahap ke tahap berikutnya.

Contoh konten per tahap:

  • TOFU: Blog “5 Cara Bikin Feed Instagram Lebih Estetik Tanpa Aplikasi Mahal”
  • MOFU: Ebook gratis “Panduan Membuat Brand Kit untuk UMKM”
  • BOFU: Penawaran “Diskon 20% untuk Paket Desain Feed Instagram Premium”

5. Gunakan Data untuk Optimalisasi

Setelah funnel kamu berjalan, gunakan data dari Google Analytics, Meta Ads, atau CRM untuk melihat:

  • Di tahap mana banyak audiens yang drop off?
  • Konten mana yang paling efektif mendorong aksi?
  • Siapa persona yang paling cepat konversinya?

Dari sini kamu bisa menyempurnakan journey dengan pendekatan yang lebih personal dan efisien.

Kesimpulan

Memetakan customer journey dalam funnel marketing bukan sekadar teori, tapi strategi praktis yang bisa bantu kamu meningkatkan konversi dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan audiens. Dengan mengenali persona, menyusun touchpoint yang relevan, dan menyesuaikan konten di tiap tahap funnel, kamu bisa menciptakan pengalaman yang menyenangkan sekaligus menguntungkan—bukan cuma untuk kamu, tapi juga untuk pelangganmu.

Ingat, setiap funnel itu unik, dan tugas kamu adalah terus mengoptimalkan berdasarkan insight dari data dan feedback nyata. Selamat mencoba!

Baca Juga: “Kesalahan Umum Funnel Marketing & Cara Menghindarinya

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Mau Kolaborasi?
Artikel Terbaru
Categories

Subscribe My Newsletter

Dapatkan pemberitahuan dari tulisan-tulisan terbaru saya!

Tonton Juga