Pernah nggak sih kamu bikin konten panjang-panjang, udah niat banget nulisnya, tapi ternyata cuma dibaca sepotong-sepotong? Atau lebih parahnya lagi, langsung di-skip? Tenang, kamu nggak sendirian!
Di dunia digital yang serba cepat ini, mayoritas pembaca bukanlah pembaca yang sabar. Mereka adalah skimming readers—alias tipe pembaca yang cuma “melirik”, melompat dari satu paragraf ke paragraf lain, cari poin penting doang, lalu pergi.
Nah, kalau kamu mau tulisanmu tetap nyantol, meski dibaca dengan gaya skimming sekalipun, ada teknik-teknik tertentu yang bisa banget kamu terapkan pada tulisan kamu. Artikel ini akan membahas bagaimana cara menulis untuk para skimming readers tanpa kehilangan makna dan daya tarik. Yuk, kita kupas satu per satu!
Kenapa Orang Suka Skimming?
Sebelum kita bahas tekniknya, yuk kenali dulu skimming readers. Menurut riset Nielsen Norman Group, hanya 16% pengguna internet yang benar-benar membaca kata demi kata dari awal sampai akhir. Sisanya? Mereka scanning atau skimming aja. Kenapa?
-
Waktu terbatas
Terlalu banyak konten & terlalu sedikit waktu. -
Kebiasaan scroll
Feed media sosial dan artikel online melatih kita buat cepat-cepat scroll, bukan membaca secara detail. -
Mencari informasi spesifik
Banyak orang baca hanya untuk cari inti sarinya. Jadi yang nggak penting, langsung diskip.
Jadi, Apa Tantangannya?
Tantangannya adalah: gimana caranya bikin tulisan yang tetap bisa “menyentuh” walau dibaca setengah-setengah? Itulah seni menulis untuk skimming readers. Dan kabar baiknya, ini bisa banget kamu pelajari.
Baca Juga: “Cara Menulis Call-to-Action (CTA) yang Menghasilkan Konversi“
Teknik-Teknik Menulis untuk Skimming Readers
Nah, sekarang kita akan belajar teknik menulis buat audience yang suka skimming readers. Simak sampai selesai, ya!
1. Gunakan Subjudul yang Jelas dan Menarik
Subjudul itu ibarat papan petunjuk di jalan tol. Orang bisa langsung tahu arah dan topik setiap bagian tulisan.
Contoh:
-
❌ “Hal yang Perlu Diperhatikan”
-
✅ “3 Kesalahan Umum dalam Membuat Konten”
Tips Lainnya:
-
Gunakan angka atau urutan (contoh: “5 Cara untuk …”, “3 Langkah dalam …”).
-
Pakai kata kerja aktif, lebih baik kamu menulis “Cara Menarik Perhatian Pembaca”, dibandingkan “Membahas Tentang Perhatian Pembaca”.
2. Paragraf Pendek, Jangan Kepanjangan
Kalau paragrafmu panjang banget, siap-siap aja buat ditinggal pembaca. Idealnya, satu paragraf itu 2–4 kalimat aja. Bahkan satu kalimat pun nggak masalah, asal fungsional. Bikin konten atau tulisan tuh kayak ngasih makan anak kecil. Kalau porsinya terlalu banyak dalam satu suapan, ya nggak bakal dimakan.
3. Gunakan Bold dan Bullet Point
Visual itu penting. Dengan bold dan list, mata pembaca akan langsung menangkap poin penting dari konten yang kamu tulis. Selain itu, Jangan lupa menggunakan subjudul, tulis straight to the point, dan tambahkan CTA. Oh iya, gunakan bold secukupnya aja. Jangan semua dibold juga, nanti malah bingung yang penting yang mana 😅
4. Gunakan Bahasa yang Mengalir dan Nggak Kaku
Bayangin kamu nulis seolah-olah lagi ngobrol sama teman. Semakin ringan dan ngalir tulisannya, semakin enak dibaca juga—meski cuma di-skim.
Misal:
“Langkah ini perlu diperhatikan dengan seksama agar tidak terjadi kesalahan.”
Kamu bisa ubah jadi:
“Langkah ini penting banget. Kalau dilewatkan, bisa-bisa hasilnya malah ngaco.”
5. Highlight Kata Kunci, Manfaat, dan Kesimpulan
Pembaca skimming biasanya cuma nyari satu hal: “Apa untungnya buat gue?” “Intisari artikelnya apaan?“
Jadi pastikan kamu menekankan manfaat & kesimpulan dalam setiap artikel atau kontenmu.
Contoh:
-
“Dengan teknik ini, kamu bisa bikin konten lebih cepat dibaca dan tetap nyantol.”
-
“Tips ini bikin pembaca langsung paham, tanpa harus baca dari awal sampai akhir.”
6. Gunakan Visual: Gambar, Ilustrasi, atau Infografis
Kalau format kontennya memungkinkan, tambahkan visual pendukung atau ilustrasi. Visual yang mendukung dapat membantu:
-
Memberi jeda di antara teks
-
Menyampaikan informasi dengan lebih cepat
-
Menarik mata pembaca buat berhenti dan fokus
7. Tutup dengan Ringkasan yang Padat
Untuk pembaca yang scroll langsung ke bawah (iya, ada loh yang kayak gitu), kasih ringkasan singkat di akhir biar mereka tetap dapat inti.
Contoh:
Singkatnya, kalau kamu mau tulisanmu tetap dibaca meski orang cuma skimming:
-
Gunakan subjudul yang kuat
-
Tulis paragraf pendek
-
Tekankan manfaat, bukan sekadar informasi
-
Bikin alurnya ringan dan bersahabat
8. Jangan Takut untuk Ulang-ulang Pointnya
Skimming readers suka dengan pengulangan ide, asalkan nggak ngebosenin.
Contoh:
“Tadi kita udah bahas soal subjudul. Tapi jangan lupakan paragraf pendek ya—ini penting biar mata pembaca nggak kabur duluan.”
Repetition helps reinforcement. Tapi tetap kreatif ya, jangan copy-paste mentah jadi bikin nggak enak dibaca.
Kesimpulan: Menangin Pembaca, Meski Cuma “Ngelirik”
Membuat konten yang bisa dinikmati oleh skimming readers itu challenging banget. Nggak semua orang punya waktu baca pelan-pelan. Tapi kalau kamu bisa bikin tulisan yang tetap menggugah meski dibaca setengah-setengah, kamu pemenangnya.
Ingat, tujuan utama bukan bikin orang baca semua kata, tapi bikin mereka tetap nangkep maksud tulisanmu. Jadi, yuk mulai nulis dengan struktur yang jelas, bikin alurnya ringan, bikin tulisannya renyah dibaca, dan kasih mereka tulisan yang bikin mereka buat berhenti scroll dan bilang, “Eh, ini keren banget tulisannya!”
Selamat menulis, dan semoga tulisanmu makin sulit untuk di-skip!
Baca Juga: “Menguasai Teknik Persuasive Writing untuk Menjual Tanpa Terlihat Memaksa“